Do'a Sujud Tilawah dan Sujud Sahwi

3:39 PM Posted In Edit This 0 Comments »
1. Apa do'a ketika sujud tilawah?
2. Apakah sujud tilawah itu harus menghadap kiblat?
3. Apa do'a ketika sujud saat lupa rakaat shalat (sahwi kalo tidak salah)?

JAWABAN:

Selain sujud-sujud dalam shalat kita, ada bentuk sujud lain yang dianjurkan untuk dilakukan. Yaitu sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur.

Sujud sahwi:
Sujud sahwi (lupa) adalah sujud yang dilakukan karena seseorang lupa dalam hal jumlah rakaat, sujud, atau meninggalkan hal-hal yang termasuk sunnah muakkadah seperti meninggalkan tasyahhud awal karena lupa sama sekali, atau ingat namun sudah kepalang berdiri lagi, atau kurang rakaat shalatnya lalu salam dan ingat setelah salam dalam waktu yang tidak lama kemudian melanjutkan sisa rakaatnya. Jika hal itu terjadi maka dia wajib melaksanakan sujud sahwi

Caranya: setelah tasyahhud akhir dan sebelum salam, bersujudlah kemudian duduk kembali sekedar thuma’ninah (tenang sejenak), lalu sujud kembali, lalu duduk kembali dan membaca salam. Atau dua kali sujud seperti itu dilakukannya setelah salam jika ingat bahwa jumlah rakaat shalatnya melebihi dari seharusnya, dan ingatnya setelah shalat (salam). Dalam kedua sujud itu (sujud sahwi) membaca –sebagaimana pendapat ulama- :

سبحان الذي لا ينام ولا يسهو

“Maha suci Allah yang tidak tidur dan tidak pernah lupa”

Dalilnya:

عن أبي سعيد الخدري أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: اذا شك أحدكم فى صلاته فلم يدر كم صلى ثلاثا أم أربعا, فلبطرح الشك وليبن على مااستيقن ثم يسجد سجدتين قيل أن يسلم (رواه البخاري)

Dari Abi Said al-Khudri, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Jika seorang di antaramu ragu dalam shalatnya, tidak tahu sudah berapa rakaat shalatnya; tiga atau empat rakaat, maka buanglah keraguan dan bangunlah atas keyakinan, kemudian sujudlah dengan dua kali sujud sebelum salam” (HR: Bukhori)

عن ابن مسعود أن النبي صلى الله عليه وسلم صلى خمسا, فقيل له : أزيد فى الصلاة؟ فقال: وما ذلك؟ فقالوا: صليت خمسا, فسجد سجدتين بعد ما سلم (رواه الجماعة)

Dari Ibnu Mas’ud, bahwa Nabi saw pernah melakukan sholat lima rakaat, maka beliau ditanya, “Adakah tambahan dalam shalat?” Nabi bertanya, “Memangnya mengapa?” Sahabat berkata,”Engkau telah melakukan sholat lima rakaat” Lalu Nabi saw sujud sebanyak dua kali setelah beliau salam. (HR: Jamaah)

Sujud Tilawah:
Adalah sujud yang dilakukan pada saat seseorang membaca atau mendengar ayat sajadah dalam al-quran. Ayat sajadah adalah ayat-ayat tertentu dalam al-Quran yang mengandung makna atau pesan sujud. Sujud tilawah hukumnya sunnah, baik bagi yang membaca maupun yang mendengar, baik di dalam shalat maupun di luar shalat. Sebagian ulama tidak mensyaratkan dalam keadaan suci (berwudhu), namun disyaratkan menutup aurat dan menghadap kiblat, dan suci pakaian.

Caranya: ketika seseorang membaca ayat sajadah, atau mendengar bacaan tersebut, maka dia disunnahkan melakukan sujud tilawah sebanyak sekali sambil menghadap kiblat. Adapun bacaan yang dibaca adalah seperti yang diriwayatkan Aisyah ra:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول فى سجود القرآن: سجد وجهي للذي خلقه وشق سمعه وبصره بحوله وقوته فتبارك الله أحسن الخالقين (رواه الخمسة الا ابن ماجه)

Adalah Rasulullah saw membaca dalam sujud qur’an (sujud tilawah)nya:

سجد وجهي للذي خلقه وشق سمعه وبصره بحوله وقوته فتبارك الله أحسن الخالقين

“Wajahku bersujud pada Allah yang telah menciptakannya dan memberi pendengaran dan penglihatannya dengan segala daya dan kekuatanNya. Maha suci Allah yang Maha Sebaik-baik Pencipta”

Ayat-ayat sejadah yang kita disunnahkan melaksanakan sujud tilawah: (Al-A’raf: 206), (al-Ra’d: 15), (al-Nahl: 49), (al-Isra: 107), (Maryam: 58), (al-Hajj: 18), (al-Hajj: 88), (al-Furqon: 60), (al-naml: 25) (al-Sajadah: 15), (Shad: 24), (Fushilat: 37), (al-Najm: 62), (al-Insyiqoq: 21), (al-Alaq: 19).

Sujud Syukur:
Adalah sujud yang dilakukan pada saat seseorang mendapat suatu nikmat atau terhindar dari suatu musibah. Sebagaian besar ulama tidak mensyaratkan keadaan suci (berwudhu) dalam sujud syukur. Dan dalam keadaan sholat tidak perlu dilakukan sujud syukur karena bukan bagian dari shalat. Adapun bacaannya boleh melafalkan apa saja yang mengandung makna bersyukur.

Dalilnya:

عن أبي بكرة أن النبي صلى الله عليه وسلم كان اذا أتاه أمر يسره أو بشره به خر ساجدا شكرا لله تعالى (رواه أبوداود وابن ماجه والترميذي وحسنه)

Dari Abu Bakrah, bahwa Nabi saw jika datang padanya perkara yang enggembirakannya atau diberi kabar gembira, maka beliau tunduk bersujud sebagai ungkapan syukur pada Allah Ta’ala (HR: Abu Daud, Ibnu Majah, al-Tirmidzi dan beliau meng-hasankan hadits ini).

Wallahu a’lam bish-showab
H. Muhammad Jamhuri, Lc


Word of Wisdowm :

Sufyaan ath-Thowree said:

((It is befitting for a man to encourage his child in (seeking) knowledge, for certainly he is responsible for him))

Siyar A’laam an-Nubalaa. – Volume 7, Page 273

0 comments: